Rabu, 28 Desember 2011

Diet ala Rasulullah S.A.W

Diet Rasulullah SAW Rupanya tanpa Kita sadari, dalam makanan yang Kita makan sehari-Hari, Kita tak boleh sembarangan. Hal inilah penyebab terjadinya berbagai penyakit antara lain penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan Dan lain-lain penyakit. Apabila anda telah mengetahui ilmu ini, tolonglah ajarkan kepada yang lainnya. Ini pun adalah diet Rasullulah SAW Kita juga. Ustaz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari-Hari. Insya Allah kalau anda ikut diet Rasullullah ini, Anda takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan. Jangan makan SUSU bersama DAGING Jangan makan DAGING bersama IKAN Jangan makan IKAN bersama SUSU Jangan makan AYAM bersama SUSU Jangan makan IKAN bersama TELUR Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD Jangan makan SUSU bersama CUKA Jangan makan BUAH bersama SUSU (Contoh: KOKTAIL) CARA MAKAN * Jangan makan buah setelah makan nasi, sebaliknya makanlah buah terlebih dahulu, baru makan nasi. * Tidur 1 jam setelah makan tengah Hari. * Jangan sesekali tinggal makan malam. Barang siapa yg tinggal makan malam dia akan dimakan usia Dan kolesterol dalam badan akan berganda. Nampak memang sulit.. Tapi, kalau tak percaya. Cobalah... Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek. Akan berpengaruh bila Kita sudah tua nanti. * Dalam Al-Quran juga melarang Kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut. Nabi pernah mencegah Kita makan ikan bersama susu karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+(positif) sedangkan dalam ikan mengandung ion-(negatif), jika dalam makanan Kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus Kita. * Al-Quran Juga mengajarkan Kita menjaga kesehatan spt membuat amalan antara lain: 1. Mandi Pagi sebelum subuh, sekurang kurangnya sejam sebelum matahari terbit. Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan lemak. Kita boleh saksikan orang yang mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk. 2. Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air es) setiap pagi. Mujarabnya Insya Allah jauh dari penyakit (susah mendapat sakit). 3. Waktu sembahyang subuh disunatkan Kita bertafakur (yaitu sujud sekurang kurangnya semenit setelah membaca DOA). Kita akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh para ilmuwan yang membuat kajian kenapa dalam sehari perlu Kita sujud. Ahli-ahli sains telah menemui beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yg tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir keruang tersebut. 4. Nabi juga mengajar Kita makan dengan tangan Dan bila habis hendaklah menjilat jari. Begitu juga ahli saintis telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung di celah jari jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur. (enzyme sejenis alat percerna makanan). Sabda nabi, Ilmu itu milik Allah, barang siapa menyebarkan ilmu demi kebaikan insya Allah. Allah akan menggandakan 10 kali kepadanya,SElamat Mencba ..WASSALAMUALAIKUM....

-^^ Surat dari Anak yang d'ABORSI ^^--

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh

Teruntuk Bundaku tersayang...

Dear Bunda...

Bagaimana kabar bunda hari ini? Smoga bunda baik-baik saja...nanda juga di sini baik-baik saja bunda... Allah sayang banget deh sama nanda. Allah juga yang menyuruh nanda menulis surat ini untuk bunda, sebagai bukti cinta nanda sama bunda....

Bunda, ingin sekali nanda menyapa perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk nanda diami walaupun hanya sesaat...

Bunda, sebenarnya nanda ingin lebih lama nebeng di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini, tapi rupanya bunda tidak menginginkan kehadiran nanda, jadi sebagai anak yang baik, nanda pun rela menukarkan kehidupan nanda demi kebahagiaan bunda. Walaupun dulu, waktu bunda meluruhkan nanda, sakit banget bunda....badan nanda rasanya seperti tercabik-cabik... dan keluar sebagai gumpalan darah yang menjijikan apalagi hati nanda, nyeri, merasa seperti aib yang tidak dihargai dan tidak diinginkan.

Tapi nanda tidak kecewa kok bunda... karena dengan begitu, bunda telah mengantarkan nanda untuk bertemu dan dijaga oleh Allah bahkan nanda dirawat dengan penuh kasih sayang di dalam syurga Nya.

Bunda, nanda mau cerita, dulu nanda pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa bunda meluruhkan nanda saat nanda masih berupa wujud yang belum sempurna dan membiarkan nanda sendirian di sini? Apa bunda tidak sayang sama nanda? Bunda tidak ingin mencium nanda? Atau jangan-jangan karena nanti nanda rewel dan suka mengompol sembarangan? Lalu Allah bilang, bunda kamu malu sayang... kenapa bunda malu? karena dia takut kamu dilahirkan sebagai anak haram... anak haram itu apa ya Allah? Anak haram itu anak yang dilahirkan tanpa ayah... Nanda bingung dan bertanya lagi sama Allah, ya Allah, bukannya setiap anak itu pasti punya ayah dan ibu? Kecuali nabi Adam dan Isa? Allah yang Maha Tahu menjawab bahwa bunda dan ayah memproses nanda bukan dalam ikatan pernikahan yang syah dan Allah Ridhoi. Nanda semakin bingung dan akhirnya nanda putuskan untuk diam.

Bunda, nanda malu terus-terusan nanya sama Allah, walaupun Dia selalu menjawab semua pertanyaan nanda tapi nanda mau nanyanya sama bunda aja, pernikahan itu apa sih? Kenapa bunda tidak menikah saja dengan ayah? Kenapa bunda membuat nanda jadi anak haram dan mengapa bunda mengusir nanda dari rahim bunda dan tidak memberi kesempatan nanda hidup di dunia dan berbakti kepada bunda? Hehe,,,maaf ya bunda, nanda bawel banget... nanti saja, nanda tanyakan bunda kalau kita ketemu

Oh ya Bunda, suatu hari malaikat pernah mengajak jalan-jalan nanda ke tempat yang katanya bernama neraka. Tempat itu sangat menyeramkan dan sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal nanda di syurga. Di situ banyak orang yang dibakar pake api lho bunda...minumnya juga pake nanah dan makannya buah-buahan aneh, banyak durinya...yang paling parah, ada perempuan yang ditusuk dan dibakar kaya sate gitu, serem banget deh bunda.

Lagi ngeri-ngerinya, tiba-tiba malaikat bilang sama nanda, Nak, kalau bunda dan ayahmu tidak bertaubat kelak di situlah tempatnya...di situlah orang yang berzina akan tinggal dan disiksa selamanya. Seketika itu nanda menangis dan berteriak-teriak memohon agar bunda dan ayah jangan dimasukkan ke situ.... nanda sayang bunda... nanda kangen dan ingin bertemu bunda... nanda ingin merasakan lembutnya belaian tangan bunda dan nanda ingin kita tinggal bersama di syurga... nanda takut, bunda dan ayah kesakitan seperti orang-orang itu...

Lalu, dengan lembut malaikat berkata... nak,kata Allah kalau kamu sayang, mau bertemu dan ingin ayah bundamu tinggal di syurga bersamamu, tulislah surat untuk mereka... sampaikan berita baik bahwa kamu tinggal di syurga dan ingin mereka ikut, ajaklah mereka bertaubat dan sampaikan juga kabar buruk, bahwa jika mereka tidak bertaubat mereka akan disiksa di neraka seperti orang-orang itu.

Saat mendengar itu, segera saja nanda menulis surat ini untuk bunda, menurut nanda Allah itu baik banget bunda.... Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha... bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng di sini... nanti nanda jemput bunda dan ayah di padang Mahsyar deh... nanda janji mau bawain minuman dan payung buat ayah dan bunda, soalnya kata Allah di sana panas banget bunda... antriannya juga panjang, semua orang sejak jaman nabi Adam kumpul disitu... tapi bunda jangan khawatir, Allah janji, walaupun rame kalo bunda dan ayah benar-benar bertaubat dan jadi orang yang baik, pasti nanda bisa ketemu kalian.

Bunda, kasih kesempatan buat nanda ya.... biar nanda bisa merasakan nikmatnya bertemu dan berbakti kepada orang tua, nanda juga mohon banget sama bunda...jangan sampai adik-adik nanda mengalami nasib yang sama dengan nanda, biarlah nanda saja yang merasakan sakitnya ketersia-siaan itu. Tolong ya bunda, kasih adik-adik kesempatan untuk hidup di dunia menemani dan merawat bunda saat bunda tua kelak.

Sudah dulu ya bunda... nanda mau main-main dulu di syurga.... nanda tunggu kedatangan ayah dan bunda di sini... nanda sayang banget sama bunda....muach!

Sosok Seorang Ibu Rumah Tangga

Di suatu keluarga yang terdiri dari:
1.Ayah S2 (komputer,seorang menager)
2.3 orang anak yang pintar
3.Seorang Ibu rumah tangga yang lulusan SMA saja

Suatu hari mereka memutuskan pindah rumah.
Dan setelah mereka mandapatkan rumah yang mereka pikir cocok, mereka langsung membelinya dan memindahkan barang-barang dari rumah lama ke rumah baru. Rumah yang mereka beli itu sangatlah besar. Dan setelah semua barang telah dipindahkan dan tersusun rapi,ternyata mereka memiliki satu ruangan kosong. Sang Ayah berinisiatif untuk menggunakannya sebagai Ruang penyimpanan dari penghargaan yang mereka dapatkan.

Pertama sang ayah menaruh Piagam S1,S2, dan Award lainnya. Lalu ke tiga anaknya menaruh piagam, piala, sertifikat yang mereka dapat dari sekolahnya. Namun sang ibu tidak menyumbangkan penghargaan.

Sang ayah pun berkata “Dasar kau tidak berguna, masa kamu kalah dengan kami?”

Sang ibu pun berkata “Baiklah aku akan mengeluarkan piagam yang tidak akan kalian dapatkan seumur hidup kalian”.

Sang ibupun pergi ke kamar dan setibanya di ruang penyimpan piagam, sang ibu menaruh tiga buah surat Akte kelahiran ketiga anaknya, Kartu keluarga, dan kartu nikahnya. Sang ibu pun berkata “memang aku hanya lulusan SMA, tapi aku bisa melahirkan 3 putra yang pintar, dan menjaga rumah tangga kita, apakah itu masih kurang bagi kalian?”

Akhirnya keluarga itu tahu bahwa semua orang penting dalam suatu Rumah Tangga. Semoga dengan membaca cerita singkat ini kita selalu mengingat akan SOSOk IBU dan selalu menyayanginya.

Untuk Ibu

Tanyakan pada dirimu,
Siapa seorang yang paling setia menemani hidupmu
Siapa seorang yang sangat khawatir memikirkan keadaanmu
Siapa seorang yang selalu berdoa atas kesehatan dan kesuksesanmu
Dan siapa seorang yang mempunyai waktu untuk terus memperhatikanmu


Kekasihmu..??

Apa yang telah kekasihmu lakukan untukmu..??
Mengapa kau begitu takut kehilangan dirinya dalam hidupmu..??

Di saat dunia mencampakkanmu, adakah kekasihmu berada di sampingmu?
Di saat arah tak mampu tentukan langkahmu, adakah kekasihmu hadir untuk menuntunmu?
Dan di saat hatimu bimbang dengan keluh hidupmu, adakah kekasihmu kecewa dalam hilangnya semangat pada harapanmu?

Bahkan Tidak sama sekali

Namun, ada seseorang yang di kirim dalam hidupmu untuk hal itu

Hanya Ia yg selalu ada dengan apapun keadaanmu
Bahagia dan sedih dia akan selalu ada untukmu
Meluangkan waktu untuk mendengarkan segala keluh kesalmu
Bahkan senantiasa berdoa atas keringanan masalah hidupmu

Ia, Bukan Kekasih atau bahkan Sahabatmu

Ia, adalah Ibumu

Harta paling berharga yang saat ini kau miliki dari sang maha kuasa
Kado terindah selama hidupmu yang pernah ada dan patut untuk kau jaga

Tapi renungkanlah,
Ketika kau bahagia, adakah kau menceritakannya pada Ibumu..??
Ketika kau sukses, adakah sedikit rejeki yang kau sisihkan untuk Ibumu..??
Dan, ketika kau makan malam bersama pasanganmu, adakah kau tau saat ini makan apa Ibumu..??

Mungkin,
Kau lebih senang berbagi kebahagian dengan pasanganmu
Kau lebih memilih menyisihkan sedikit rejekimu untuk pakaian baru pasanganmu
Dan, kebahagian yang kau cari akan lebih sempurna bila menghabiskan waktu makan malam berdua bersama pasanganmu

Tapi, apa kau tau
Ibumu selalu menunggu kedatanganmu di kursi teras depan rumahmu
Dengan pakaian kusam dan wajah yang penuh harap atas kedatanganmu
Ibumu tak pernah berharap untuk kau belikan sesuatu yang baru,
Sebungkus nasi yang kau beri bahkan sudah cukup untuk membuat Ibumu bangga akan dirimu

Dan, mungkin kau tak tau
Di saat kau bertanya tentang keadaanya
Ia akan selalu berkata
"Ibu selalu baik nak, jangan khawatirkan ibu, ibu takut akan menggangu pekerjaanmu"

Tapi, di saat itu pula

Ia lagi terbaring lemah hanya di temani selimut hangatnya
Berbohong hanya tak ingin merepotkanmu untuk merawatnya

Adakah kau peduli akan hal itu..??
Seberapa banyak materi dan waktu untuk kau habiskan bersama pasanganmu..??
Apakah sebanding dengan apa yang kau lakukan untuk Ibumu..??


Lakukanlah yang terbaik selagi kesempatan itu masih ada untuk Ibumu
Ketika esok kau pulang, melihat kursi teras tak lagi terisi di depan rumahmu
Kamarnya, hanya ada selimut yang sering Ia kenakan untuk menghangatkan tubuhnya

Lemarinya, hanya penuh dengan pakaian kusam yang sering ia kenakan di saat menunggumu pulang di sela waktunya

Terselip surat penuh Harap darinya

"Tuhan, berikan hamba sedikit waktu untuk melihat kesuksesan anak hamba, hamba yakin dia akan datang dan menceritakan perjalan hidupnya selama ini. Hamba yakin dia akan meluangkan waktu untuk memeluk hamba disini, menggantikan selimut hangat yang hamba kenakan saat ini. Dan, hamba yakin dia akan kembali menemani hamba, menghabiskan makanan yang telah hamba sediakan di atas meja makan ini. Tuhan, tolong beri hamba waktu untuk menunggunya."

Namun, kau tau
Ajal telah mendahului untuk mewujudkan harapan terakhirnya

Kau lihat, begitu Ibu sangat mengharapkan kehadiran kita
Selalu menunggu dengan sabar walau letih dengan penyakitnya

Manfaatkanlah waktu untuk kebahagiannya
Walau kita tahu, itu takkan pernah cukup untuk membalas semua apa yang telah Ia lakukan untuk kita

Namun, sesekali kau menjenguk dan menanyakan keadaannya
Ia akan sangat bahagia dan merasa kau masih peduli terhadapnya.Untuk Ibu

Tanyakan pada dirimu,
Siapa seorang yang paling setia menemani hidupmu
Siapa seorang yang sangat khawatir memikirkan keadaanmu
Siapa seorang yang selalu berdoa atas kesehatan dan kesuksesanmu
Dan siapa seorang yang mempunyai waktu untuk terus memperhatikanmu


Kekasihmu..??

Apa yang telah kekasihmu lakukan untukmu..??
Mengapa kau begitu takut kehilangan dirinya dalam hidupmu..??

Di saat dunia mencampakkanmu, adakah kekasihmu berada di sampingmu?
Di saat arah tak mampu tentukan langkahmu, adakah kekasihmu hadir untuk menuntunmu?
Dan di saat hatimu bimbang dengan keluh hidupmu, adakah kekasihmu kecewa dalam hilangnya semangat pada harapanmu?

Bahkan Tidak sama sekali

Namun, ada seseorang yang di kirim dalam hidupmu untuk hal itu

Hanya Ia yg selalu ada dengan apapun keadaanmu
Bahagia dan sedih dia akan selalu ada untukmu
Meluangkan waktu untuk mendengarkan segala keluh kesalmu
Bahkan senantiasa berdoa atas keringanan masalah hidupmu

Ia, Bukan Kekasih atau bahkan Sahabatmu

Ia, adalah Ibumu

Harta paling berharga yang saat ini kau miliki dari sang maha kuasa
Kado terindah selama hidupmu yang pernah ada dan patut untuk kau jaga

Tapi renungkanlah,
Ketika kau bahagia, adakah kau menceritakannya pada Ibumu..??
Ketika kau sukses, adakah sedikit rejeki yang kau sisihkan untuk Ibumu..??
Dan, ketika kau makan malam bersama pasanganmu, adakah kau tau saat ini makan apa Ibumu..??

Mungkin,
Kau lebih senang berbagi kebahagian dengan pasanganmu
Kau lebih memilih menyisihkan sedikit rejekimu untuk pakaian baru pasanganmu
Dan, kebahagian yang kau cari akan lebih sempurna bila menghabiskan waktu makan malam berdua bersama pasanganmu

Tapi, apa kau tau
Ibumu selalu menunggu kedatanganmu di kursi teras depan rumahmu
Dengan pakaian kusam dan wajah yang penuh harap atas kedatanganmu
Ibumu tak pernah berharap untuk kau belikan sesuatu yang baru,
Sebungkus nasi yang kau beri bahkan sudah cukup untuk membuat Ibumu bangga akan dirimu

Dan, mungkin kau tak tau
Di saat kau bertanya tentang keadaanya
Ia akan selalu berkata
"Ibu selalu baik nak, jangan khawatirkan ibu, ibu takut akan menggangu pekerjaanmu"

Tapi, di saat itu pula

Ia lagi terbaring lemah hanya di temani selimut hangatnya
Berbohong hanya tak ingin merepotkanmu untuk merawatnya

Adakah kau peduli akan hal itu..??
Seberapa banyak materi dan waktu untuk kau habiskan bersama pasanganmu..??
Apakah sebanding dengan apa yang kau lakukan untuk Ibumu..??


Lakukanlah yang terbaik selagi kesempatan itu masih ada untuk Ibumu
Ketika esok kau pulang, melihat kursi teras tak lagi terisi di depan rumahmu
Kamarnya, hanya ada selimut yang sering Ia kenakan untuk menghangatkan tubuhnya

Lemarinya, hanya penuh dengan pakaian kusam yang sering ia kenakan di saat menunggumu pulang di sela waktunya

Terselip surat penuh Harap darinya

"Tuhan, berikan hamba sedikit waktu untuk melihat kesuksesan anak hamba, hamba yakin dia akan datang dan menceritakan perjalan hidupnya selama ini. Hamba yakin dia akan meluangkan waktu untuk memeluk hamba disini, menggantikan selimut hangat yang hamba kenakan saat ini. Dan, hamba yakin dia akan kembali menemani hamba, menghabiskan makanan yang telah hamba sediakan di atas meja makan ini. Tuhan, tolong beri hamba waktu untuk menunggunya."

Namun, kau tau
Ajal telah mendahului untuk mewujudkan harapan terakhirnya

Kau lihat, begitu Ibu sangat mengharapkan kehadiran kita
Selalu menunggu dengan sabar walau letih dengan penyakitnya

Manfaatkanlah waktu untuk kebahagiannya
Walau kita tahu, itu takkan pernah cukup untuk membalas semua apa yang telah Ia lakukan untuk kita

Namun, sesekali kau menjenguk dan menanyakan keadaannya
Ia akan sangat bahagia dan merasa kau masih peduli terhadapnya.

Minggu, 25 Desember 2011

NASEHAT & HARAPAN IBU KEPADA ANAKNYA

 surat buat anakku tersayang
---------------------------------------------

Untuk anakku yang ku sayangi di bumi Allah ta’ala
Segala puji ku panjatkan ke hadirat Allah ta’ala, yang telah memudahkan ibu  untuk beribadah kepada-Nya. Sholawat serta salam, ibu sampaikan kepada  Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam-, keluarga, dan para  sahabatnya.
Wahai anakku … Surat ini datang dari ibumu, yang selalu dirundung sengsara. Setelah  berpikir panjang, ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena,  sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri ini. Setiap kali  menulis, setiap itu pula gores tulisan ini terhalangi oleh tangis. Dan setiap kali menitikkan air mata, setiap itu pula, hati ini terluka.
Wahai  anakku …
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi  laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak. Karenanya engkau  pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau akan remas kertas ini, lalu engkau robek-robek, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati ibu, dan telah engkau robek pula perasaannya.

Wahai anakku … 25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan  dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan tentang  kehamilanku, dan semua itu ibu sangat mengerti arti kalimat tersebut.
Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini, sebagaimana ia  adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi ibu. Semenjak kabar  gembira tersebut, aku membawamu sembilan bulan. Tidur, berdiri, makan, dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi, itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama  berjalannya waktu. Aku mengandungmu wahai anakku, pada kondisi lemah di atas lemah. Bersamaan dengan itu, aku begitu gembira tatkala  merasakan dan melihat terjalan kakimu, atau balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas, setiap aku menimbang diriku, karena bila  semakin hari semakin berat perutku, berarti dengan begitu engkau sehat wal afiat di dalam rahimku.
Anakku …

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah tiba pada  malam itu, yang
aku tidak bisa tidur sekejap pun, aku merasakan sakit yang tidak
tertahankan, dan merasakan takut yang tidak bisa dilukiskan. Sakit itu
berlanjut, sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula, aku melihat kematian di hadapanku, hingga tibalah waktunya
engkau keluar ke dunia, dan engkau lahir. Bercampur air mata
kebahagiaanku dengan air mata tangismu. Ketika engkau lahir, menetes air mata bahagiaku. Dengan itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku kepadamu semakin bertambah, dengan bertambah kuatnya sakit.
Aku raih dirimu, sebelum ku raih minuman. Aku peluk cium dirimu, sebelum meneguk satu tetes air yangada di kerongkongan.

Wahai anakku … Telah berlalu setahun dari usiamu. Aku membawamu dengan hatiku, memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Sari pati hidupku, kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur, demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu. Harapanku pada setiap harinya, agar aku selalu melihat
senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat, adalah setiap permintaanmu agar aku berbuat sesuatu untukmu. Itulah kebahagiaanku. Lalu berlalulah waktu, hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, selama itu pula, aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai… menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti… menjadi pekerjamu yang tidak pernah lelah… dan mendoakan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.  Aku selau memperhatikan dirimu, hari demi hari, hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis
telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu, wahai anakku…

Tatkala itu, aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan, demi mencari pasangan hidupmu, semakin dekat hari perkawinanmu anakku, semakin dekat pula hari kepergianmu. Tatkala itu, hatiku serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka. Tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan… karena engkau telah mendapatkan jodoh… karena engkau telah mendapatkan pendamping hidup… Sedangkan sedih karena
engkau adalah pelipur hatiku, yang akan berpisah sebentar lagi dari diriku. Waktu pun berlalu, seakan-akan aku menyeretnya dengan berat, kiranya setelah perkawinan itu, aku tidak lagi mengenal dirimu.

Senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihanku, sekarang telah sirna
bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam, seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran, aku benar-benar tidak mengenalmu lagi, karena engkau telah
melupakanku dan melupakan hakku. Terasa lama hari-hari yang ku lewati, hanya untuk melihat rupamu.
Detik demi detik ku hitung demi mendengar suaramu. Akan tetapi penantianku seakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu, aku menyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering, aku merasa bahwa engkau yang akan menelponku. Setiap suara kendaraan yang lewat, aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi semua itu tidak ada, penantianku sia-sia, dan harapanku
hancur berkeping. Yang ada hanya keputus-asaan… Yang tersisa hanya
kesedihan dari semua keletihan yang selama ini ku rasakan, sambil
menangisi diri dan nasib yang memang ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku…
Ibumu tidaklah meminta banyak, ia tidaklah menagih padamu yang bukan-bukan.
Yang ibu pinta kepadamu: Jadikan ibumu sebagai sahabat dalam
kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di
rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar ibu teringat pula
dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.
Dan ibu memohon kepadamu nak, janganlah engkau pasang jerat permusuhan dengan ibumu. Jangan engkau buang wajahmu, ketika ibumu hendak memandangwajahmu. Yang ibu tagih kepadamu: Jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana, sekalipun hanya sedetik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi. Atau sekiranya terpaksa engkau datang sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku…
Telah bungkuk pula punggungku… bergemetar tanganku… karena badanku telah dimakan oleh usia, dan telah digerogoti oleh penyakit… Berdirinya seharusnya telah dipapah… duduk pun seharusnya dibopong…Akan tetapi, yang tidak pernah sirna -wahai anakku- adalah cintaku kepadamu… masih seperti dulu… masih seperti lautan yang tidak pernah kering… masih seperti angin yang tidak pernah berhenti… Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikan
dengan kebaikan, sedangkan ibumu, mana balas budimu, mana balasan baikmu?! bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air serupa?! bukan sebaliknya air susu dibalas dengan air tuba?! Dan bukankah Allohta’ala, telah berfirman: Bukankah balasan kebaikan, melainkan kebaikan yang serupa?! Sampai
begitukah keras hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu setelah
berlalunya hari dan berselangnya waktu.

Wahai anakku…
Setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak?! Karena engkau adalah buah dari kedua tanganku… Engkau adalah hasil dari keletihanku… Engkaulah laba dari semua usahaku… Dosa apakah yang telah ku perbuat, sehingga engkau jadikan diriku musuhbebuyutanmu?! Pernahkah suatu hari aku salah dalam bergaul denganmu?! Atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?! Tidak dapatkah engkau menjadikanku pembantu yang
terhina dari sekian banyak pembantu-pembantumu yang mereka semua telah engkau beri upah?! Tidak dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu?! Dapatkah engkau sekarang menganugerahkan sedikit kasih sayang demi mengobati derita orang tua yang malang ini?!
Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berbuat baik. Wahai anakku… Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.
Wahai anakku…

Hatiku terasa teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau
sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan, bahwa engkau adalah
laki-laki yang supel, dermawan dan berbudi.

Wahai anakku…
Apakah hatimu tidak tersentuh, terhadap seorang wanita tua yang lemah, binasa dimakan oleh rindu berselimutkan kesedihan, dan berpakaian kedukaan?! Mengapa? Tahukah engkau itu?! Karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… Karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… Karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim.
Wahai anakku…
Ibumu inilah sebenarnya pintu surga, maka titilah jembatan itu menujunya… Lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, kemaafan, dan balas budi yang baik… Semoga aku bertemu denganmu di sana, dengan kasih sayang Alloh ta’ala sebagaimana di dalam hadits:  “Orang tua adalah pintu surga yang paling tinggi. Sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu, atau jagalah! (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, dishohihkan oleh Albani)

Anakku…
Aku mengenalmu sejak dahulu… semenjak engkau telah beranjak dewasa… aku tahu engkau sangat tamak dengan pahala… engkau selalu cerita tentang keuatamaan berjamaah… engkau selalu bercerita terhadapku tentang keutamaan shof pertama dalam sholat berjamaah… engkau selalu mengatakan tentang keutamaan infak, dan bersedekah…Akan tetapi satu hadits yang
telah engkau lupakan… satu keutamaan besar yang telah engkau lalaikan…yaitu bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdulloh bin Mas’ud, ia mengatakan:
”Aku bertanya kepada Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-: Wahai
Rosululloh, amal apa yang paling mulia? Beliau menjawab: sholat pada
waktunya. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rosululloh? Beliau
menjawab: Kemudian berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi:
Kemudian apa wahai Rosululloh? Beliau menjawab: Kemudian jihad di
jalan Alloh. Lalu aku pun diam (tidak bertanya) kepada Rosululloh
-shollallohu alaihi wasallam- lagi, dan sekiranya aku bertanya lagi,
niscaya beliau akan menjawabnya.
Itulah hadits Abdulloh bin Mas’ud…

Wahai anakku…
Inilah aku, ibumu… pahalamu… tanpa engkau harus memerdekakan budak atau banyak-banyak berinfak dan bersedekah… aku inilah pahalamu… Pernahkah engkau mendengar, seorang suami yang meninggalkan keluarga dan anak-anaknya, berangkat jauh ke negeri seberang, ke negeri entah berantah untuk mencari tambang emas, guna menghidupi keluarganya?! Dia salami satu persatu, dia ciumi isterinya, dia sayangi anaknya, dia mengatakan: Ayah kalian, wahai anak-anakku, akan berangkat ke negeri yang ayah sendiri tidak tahu, ayah akan mencari emas… Rumah kita yang
reot ini, jagalah… Ibu kalian yang tua renta ini, jagalah…

Berangkatlah suami tersebut, suami yang berharap pergi jauh, untuk
mendapatkan emas, guna membesarkan anak-anaknya, untuk membangun istana
mengganti rumah reotnya. Akan tetapi apa yang terjadi, setelah tiga
puluh tahun dalam perantauan, yang ia bawa hanya tangan hampa dan
kegagalan. Dia gagal dalam usahanya. Pulanglah ia kembali ke
kampungnya. Dan sampailah ia ke tempat dusun yang selama ini ia
tinggal.

Apa lagi yang terjadi di tempat itu, setibanya di lokasi rumahnya, matanya
terbelalak. Ia melihat, tidak lagi gubuk reot yang ditempati oleh
anak-anak dan keluarganya. Akan tetapi dia melihat, sebuah perusahaan
besar, tambang emas yang besar. Jadi ia mencari emas jauh di negeri
orang, kiranya orang mencari emas dekat di tempat ia tinggal.
Itulah perumpaanmu dengan kebaikan, wahai anakku…
Engkau berletih mencari pahala… engkau telah beramal banyak… tapi
engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar… di
sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu
masuk surga…

Ibumu adalah orang yang dapat
menghalangimu untuk masuk surga, atau mempercepat amalmu masuk surga…
Bukankah ridloku adalah keridloan Alloh?! Dan bukankan murkaku adalah
kemurkaan Alloh?! Anakku…
Aku takut, engkaulah yang dimaksud oleh Nabi Muhammad -shollallohu alaihi
wasallam- di dalam haditsnya:

” Celakalah seseorang, celakalah seseorang, dan celakalah seseorang! Ada yang
bertanya: Siapakah dia wahai Rosululloh? Beliau menjawab: Dialah orang
yang mendapati orang tuanya saat tua, salah satu darinya atau
keduanya, akan tetapi tidak membuat dia masuk surga. (HR. Muslim 2551)
Celakalah seorang anak, jika ia mendapatkan kedua orang tuanya, hidup bersamanya, berteman dengannya, melihat wajahnya, akan tetapi tidak memasukkan dia ke surga.

Anakku…
Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit, aku tidak akan adukan
duka ini kepada Alloh, karena jika seandainya keluhan ini telah
membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan, yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya… Aku tidak akan melakukannya wahai anakku… tidak… bagaimana aku akan melakukannya, sedangkan engkau adalah jantung hatiku… bagaimana ibu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit, sedangkan engkau adalah pelipur lara hatiku… bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena doa mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku…Bangunlah nak… bangunlah… bangkitlah nak… bangkitlah… uban-uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa, sehingga engkau akan menjadi tua pula.
Sebagaimana engkau akan berbuat, seperti itu pula orang akan berbuat kepadamu. Ganjaran itu sesuai dengan amal yang engkau telah tanamkan. Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam. Aku tidak ingin engkau menulis surat ini… aku tidak ingin engkau menulis surat yang sama, dengan air matamu kepada anak-anakmu, sebagaimana aku telah menulisnya kepadamu.

Wahai anakmu…
Bertakwalah kepada Allah… takutlah engkau kepada Allah… berbaktilah kepada ibumu…peganglah kakinya, sesungguhnya surga berada di kakinya… basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya… kencangkan tulang ringkihnya… dan kokohkan badannya yang telah lapuk…
Anakku…
Setelah engkau membaca surat ini, terserah padamu. Apakah engkau sadar dan engkau akan kembali, atau engkau akan merobeknya.
Wa shollallohu ala nabiyyina muhammadin wa ala alihi wa shohbihi wa sallam. Dari Ibumu yang selalu mencintaimu.

Senin, 12 Desember 2011

♥ﷲ ˚Aku Ingin Mencintai-Mu Setulusnya,sebenar-benar cinta◦°˚˚ﷲ♥


Ya Allah, betapa aku malu atas apa yang telah engkau beri sebagai manusia tempat segala khilaf tertuju padaku, sungguh tak ada apaapa pada diriku yang kecil ini.

Terlena, sungguh aku sering terlena pada pesona nafsu dunia dan diri.aku ingin kembali, tertunduk pilu dalam sujud syukur kembali pada cahayaMu..

Ya Robbi menghamba padaMu adalah tujuan akhir penantianku, setiap detak yang berdekub karena Izin KuasaMu.

setiap langkah yang tak putus beriring dengan Asmamu Ya Robbi.

Fikir pilu segala keluh kesah hanya tercurah padaMu, tak kan berkah langkahku tanpa ridhoMu Ya Rahman.cahayaMu, cahaya dam sepi hidup menjadi senyum keikhlasan yang tak putus pada RahmatMu, lahirkan, lahirkan kembali pada fitrah yang suci dengan kidung Sholawat yang menggema pada jagat rayaMu.

Dalam sepi, aku sering hilang tak mengigatMu, namun Engkau tetap menyapaku dalam nikmatnya nafas yang kuhembus dalam raga,tak putus-tak putus Engkau mengingatkanku dan Halusnya PeringatanMu.Tak lalu Engkau memberikanku hukuman, sungguh betapa kuasannya diriMu Ya Robbi.

Sujud yang mengalun merdu dalam sepertiga malam membuat terhanyut dalam ribuan bulir air mata taubat..sebiji Zarrahpun terhitung baik Kebaikan dan keburukan..Berkahi kami ya Robbi..

"aku ingin mencintaiMu setulusnya sebenar-benar aku cintadalam do'a, dalam ucapan, dalam setiap langkahku, aku ingin mendekatiMu selamanya sehina apapun diriku,kuberharap untuk bertemu denganMu ya Robbi.. .. "

Munajat Cinta


Ya Allah….
Seandainya telah Engkau catatkan…
Dia milikku tercipta buatku…
Satukanlah hatinya dengan hatiku…
Titipkanlah kebahagian antara kami….
Agar kemesraan itu abadi…
Dan Ya ALLAH…
Ya Tuhanku Yang Maha Mengasihi…
Seiringkanlah kami melayari hidup ini…
Ketepian yang sejahtera dan abadi…

Tetapi Ya ALLAH…
Seandainya telah Engkau takdirkan….
Dia bukan miliku…
Bawalah ia jauh dari pandanganku….
Luputkanlah ia dari ingatanku…
Dan peliharalah aku dari kekecewaan….

Serta Ya ALLAH Ya Tuhanku Yang Maha Mengerti….
Berikanlah aku kekuatan…
Melontar bayangannya jauh ke dada langit…
Hilang bersama senja nan merah..
Agarku bisa bahagia…
Walaupun tanpa bersama dengannya…

Dan Ya ALLAH yang tercinta…
Gantilah yang telah hilang….
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah…
Walaupun tidak sama dengan dirinya…

Ya ALLAH Ya Tuhanku…
Pasrahkanlah aku dengan takdirmu…
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan…
Adalah yang terbaik buat ku….
Karena Engkau Maha Mengetahui…
Segala yang terbaik buat hamba-Mu ini…

Ya ALLAH…
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku…
Di dunia dan di akhirat…
Dengarlah rintihan dari hamba-Mu yang dhoif ini…
Jangan Engkau biarkan aku sendirian…
Di dunia ini maupun di akhirat…
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran…

Maka karuniakanlah aku seorang pasangan yang beriman…
Supaya aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup…
Ke jalan yang Engkau ridhoi…
Dan karuniakanlah padaku keturunan yang soleh….
Amiiinn Ya Rabbal ‘Alamiinn…

Cinta Kepada Allah SWT

Allah SWT adalah Tuhan kita
Yang wajib kita cintai
dan harus selalu kita taati

"laa ilahaa illaAllah"
Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT
Hanya kepada Allah sajalah kita beribadah, dengan cara yang Allah cintai

Allah menciptakan kita
Mata untuk melihat
Kaki untuk berjalan
Tangan untuk bekerja
Dan setiap nikmat lain ditubuh kita

Udara untuk bernafas
Tanaman dan Ternak untuk makan
Matahari yang bersinar terang
Bintang-bintang yang indah menghias langit
Dan setiap benda yang ada dialam ini

Setiap muslim wajib mencintai Allah
Termasuk kamu & aku

Nikmat Allah tidak dapat dihitung
Coba bayangkan jika Allah tidak menciptakan udara
Kita semua akan mati karena tidak dapat bernafas

Lalu, jika hujan tidak turun
Tanaman akan mati kekeringan
Ternak juga..
Bahkan kamu & akau akan mati kehausan

Sungguh nikmat Allah tidak dapat dihitung
Karena itu kita harus bersyukur
Memuji Allah yang Maha Pemurah

Allah memberi petunjuk
Kepada siapa yang dia kehendaki
Yang selalu taat menjalankan perintahnya
Dan menjauhi apa yang dilarang Allah
Sehingga mereka menjadi hamba yang berbahagia
Yaitu orang-orang yang masuk kedalam Surga-nya

Allah memberi hukuman
Kepada siapa yang dia kehendaki
Yaitu orang-orang jahat
Yang selalu berbuat dosa
Dan tidak menjalankan Perintah-nya
Mereka akan disiksa didalam neraka

Tidak ada yang serupa dengan Allah
Maha Esa dia, tidak ada Sekutu bagi-nya
Allah Maha Melihat apa yang kita kerjakan
Allah Maha mendengar segala apa yang kita ucapkan
Dan mendengar doa-doa kita

Semua yang hidp pasti akan mati
Tetapi Allah Maha Hidup lagi Kekal
Dia tidak pernah tidur, selalu mengurusi Makhluk-nya

Allah Maha Lembut
Dan mencintai kelembutan
Karena itu, kita juga harus bersikap lemah lembut
Kepada orang tua, kaka, adik, teman-teman
Dan semua orang-orang Muslim

Jika kita berbuat dosa & kesalahan
Kita harus segera memohon ampun kepada Allah
Karena Allah Maha Pengampun
Allah Maha Pemaaf
Memaafkan semua dosa
Bagi orang-orang yang mau bertaubat Kepada-nya
Dan jangan lupa kalau kita berbuat salah kepada orang lain
Kita juga harus meminta maaf kepadanya

Nah teman-teman!
Jika kita sungguh mencintai Allah
Kita harus belajar
Untuk menjadi Muslim yang baik

Mentaati perintah Allah
Dan menjauhi Larangan-nya
Kita beribadah hanya kepada Allah saja
Berdoa kepada Allah
Memohon pertolongan hanya kepada Allah
Dengan cara yang diajarkan Nabi Muhammad saw.

AKU MENCINTAI ALLAH
HANYA KEPADA-NYA AKU BERIBADAH
BERUSAHA MENJALANKAN SEGALA PERINTAHNYA
DAN MENJAUHI LARANGANNYA
AGAR AKU MENJADI MUSLIM YANG BERUNTUNG

Berdoalah, Niscaya Aku Kabulkan


Ada banyak keluhan yang dirasakan oleh orang-orang yang berdoa. Mereka meminta kepada Allah, tetapi belum mendapatkan jawaban dari doanya. Sehingga akhirnya muncul rasa pesimis, bahwa Allah tidak mendengarkan
keluhan dan kesusahannya. Mengapa?
Pada hakikatnya –sebagaimana ayat diatas “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan”- adalah sebuah janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah Swt. karena sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (QS. Ra’d: 31).

Sabda Rasulallah Saw:
“Tidak ada seorang muslim yang berdoa melainkan akan dikabulkan, ada kalanya disegerakan didunia, ada kalanya disimpankannya untuknya di akhirat. Dan ada kalanya digunakan untuk menghapuskan dosa-dosanya sesuai
dengan kadar doa yang ia ucapkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan tali persaudaraan”.

Dan beliaupun bersabda:
“Nanti pada hari kiamat Allah Swt akan memperlihatkan setiap doa yang dipanjatkan oleh setiap orang sewaktu di dunia yang tidak Allah kabulkan, dimana Allah berfirman: Hambaku, pada suatu hari kamu memanjatkan doa kepadaku, namun Aku tahan doamu itu, maka inilah pahala sebagai pengganti doamu itu”. Orang yang berdoa itu terus menerus diberi pahala sehingga ia berharap kiranya semua doanya itu hanya dibalas di akhirat saja dan tidak diberikan di dunia”.

Dari kedua hadist diatas, kita akan mengerti bahwa tidak semua apa-apa yang kita minta (doa) kepada Allah, tidak selalu baik untuk dikabulkan di dunia. Tetapi boleh jadi akan lebih baik bila diterima di akhirat kelak.
Dan pada saat kita berdoa memohon kepada Allah, pada hakikatnya kita berada pada posisi dekat kepada Allah, sehingga walau tak dikabulkan di dunia, malah menjadi pahala penghapus dosa-dosa lalu. Lalu mengapa kita
tidak berdoa?

Berdoa adalah ibadah. Bahkan dikatakan sebagai ruhnya ibadah. Orang yang hidupnya tidak dilewati dengan berdoa maka ia adalah makhluk yang sombong. Padahal perilaku sombong adalah termasuk bagian sifat penghuni jahanam.

Sabda Rasulallah Saw:
Doa itu adalah ibadah. Kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala (yang artinya): “Dan Tuhanmu berfirman: “berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”

Abu Dzar al-Ghifari berkata: Doa itu melengkapi amal kebajikan sebagaimana garam melengkapi makanan.

Seseorang yang berdoa hendaknya jangan tergesa-gesa, karena sesungguhnya orang yang berdoa kepada Allah niscaya akan dikabulkan segera atau lambat. Kadang kala permohonannya dikabulkan seketika, kadangkala dikabulkan pada waktu yang agak lama, kadang kala tidak dikabulkan di dunia dan nanti akan diganti dengan pahala di akhirat. Setiap kita hendaknya selalu memposisikan diri sebagai hamba Allah yang berdoa, menangis di keheningan malam, memohon ampunan atas segala dosa di masa lalu. Memohon limpahan kemudahan hidup serta diselamatkan kelak dari api neraka.

Manusia yang merasa telah cukup puas dengan apa yang didapatkan didunia sehingga tidak mau berdoa adalah termasuk manusia yang merugi karena kesombongannya di hadapan Allah Swt. Para nabi dan rasulpun selalu menengadahkan tangan memohon dan berdoa kepada Allah Swt siang dan malam tanpa lelah. Mereka yang telah dijamin kebahagiaan di akhirat kelak masih mau meminta pertolongan Allah. Sedang kita yang belum tahu di mana tempat akhir persinggahan masih melalaikan fasilitas doa yang telah disedia di dunia.

Sebagai suri tauladan kita dapat temukan beberapa kisah para nabi dan rasul yang berdoa untuk mendapatkan hajat dan keinginan mereka. Seperti:

1. Nabi Adam As bapak para manusia memohon ampunan karena telah mendzalimi dirinya memakan buah khuldi di surga. Saat diturunkan didunia, setiap hamparan tanah tak terlepas dari tetesan air mata penyesalan beliau. Doa
beliau:
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 23)

2. Nabi Ibrahim As bapak para nabi mendoakan tanah suci makkah sebagai tanah yang diberkati oleh Allah, sehingga walau pun terdiri dari tanah yang tandus dan berbatuan, tetapi selalu dilimpahi rahmat dari berbagai buah-buah.
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Albaqoroh: 126)

3. Nabi Musa as, nabi yang telah menyelamatkan bani Israil dari kukungan Firaun di mesir, pada saat beliau endapat kesusahan untuk berdakwah karena cacat pada lidahnya, maka ia berdoa:

“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku (QS. Thoha: 25-28 )

4. Nabi Sulaiman As, seorang yang mendapat kenikmatan dunia yang luar biasa, yang memiliki kekuasaan atas jin, manusia, binatang, angin dan air masih mampu mengucapkan doa.
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS. An-Naml: 19)

Masih banyak doa-doa yang diucapkan para nabi dalam al-Quran, yang tentunya bila kita mau mentadaburi nya kita akan menjadi malu. Alangkah sombongnya kita, alangkah angkuhnya kita, alangkah malangnya diri kita yang telah menyia-nyiakan waktu dan umur kita dari perbuatan doa kepada Allah sedang para Nabi pun berdoa.

Berdoalah, agar kita selamat di dunia dan akhirat.

Renungan Kehidupan


Ketika Allah Swt. menciptakan Adam as. yang rencananya akan ditempatkan di muka bumi, para malaikat bertanya kepada Allah Swt. Mampukah manusia menempati bumi itu? Pasalnya, ketika itu bumi masih berputar tidak pada porosnya, bergerak tanpa arah. Terjadilah dialog menarik:
Allah Swt: Aku akan menjadikan gunung.
Ketika gunung jadi, maka bumi menjadi tenang, bergerak pada posisi yang tetap.. Para Malaikat menjadi heran menyaksikan betapa kuatnya gunung yang menjadi pasak bumi.
Malaikat: Adakah yang lebih kuat dari gunung?
Allah Swt..: Ada, yaitu besi.
Malaikat: Adakah yang lebih kuat dari besi?
Allah Swt: Ada, yaitu api.
Malaikat: Adakah yang lebih kuat dari api?
Allah Swt: Ada, yaitu air.
Malaikat: Adakah yang lebih kuat dari air?
Allah Swt: Ada, yaitu angin.
Malaikat: Masih adakah yang lebih kuat dari angin?
Allah Swt: Ada, yaitu doa.

Bukan main,betapa kuatnya doa. Sayang banyak sekali manusia yang tidak tahu kehebatannya. Doa dianggapnya hanya milik orang-orang yang tersudut dalam kehidupan dunia. Doa hanya akrab dengan mereka yang hidupnya sengsara. Doa diidentikkan dengan mereka yang melarat saja. Padahal, siapa bisa hidup tanpa doa?
Ketika seorang bayi lahir tamu-tamu berdatangan, baik famili maupun handai taulan. Mereka mengucapkan selamat kepada ibu atau bapaknya atas kelahiran sang bayi. Apa arti ucapan selamat itu? Tidak lain adalah sebuah doa, selain kesyukuran yang mendalam.
Pada saat kita berpergian, entah ke mana, kitapun pamit kepada orang tua. Kita minta doa tentunya. Orang tua menyampaikan pesan agar berhati-hati di jalan, dan tidak lupa memanjatkan doa semoga selamat sampai di tempat yang dituju.
Sebagai orang Islam, kita dianjurkan selalu menyampaikan salam setiap bertemu dengan sesama muslim, baik yang dikenal maupun tidak. Kita sampaikan ucapan Assalamu’alaikum, yang dijawan dengan wa’alaikumsalam. Apa artinya salam itu? Apa lagi kalau bukan doa. Bahkan orang-orang lain mengucapkan selamat pagi, siang, dan malampun, intinya adalah doa. Hanya saja caranya yang berbeda. Umat Islam mengikuti ajaran Nabi, sementara yang lain mengucapkan salam menurut adat istiadat atau budaya setempat.
Doa sangatlah akrab dengan mereka yang konsisten menjalankan ibadah shalat. Karena hampir semua rangkaian shalat adalah doa. Sejak takbiratul ihram hingga salam selalu sarat dengan doa. Lantas bisakah kita lepas dari doa?
Seorang yang anti Tuhanpun sebenarnya juga mengenal doa. Mereka dalam berpidato, berkirim surat, ataupun berbicara, selalu menyelipkan kata semoga, mudah-mudahan, atau kata-kata yang senada. Apa arti semua selipan perkataan itu? Lagi-lagi adalah doa, meskipun tidak tahu ke mana menggantungkan harapannya.
Seorang ateis yang ikut berlayar, tiba-tiba mengetahui kapalnya dihempas ombak yang dahsyat. Semua alat komunikasi telah rusak, sementara tidak terlihat di kejauhan kapal-kapal lain yang siap menolong. Dalam kondisi antara hidup dan mati seperti ini mereka menjerit, “Tolonglah kami, tolonglah kami.” Siapakah yang diharapkan dapat menolong terutama oleh sang ateis tadi? Alat komunikasi terputus, semua awak kapal juga sibuk sendiri-sendiri mencari selamat, sedang tiada satu kapalpun yang kelihatan. Pertanyaannya sekarang, teriakan tadi ditujukan kepada siapa?
Inilah yang belum dipahami banyak orang, utamanya kaum anti Tuhan. Mereka menyangkal adanya Tuhan, tapi hati kecilnya mengakui. Pada saat tertentu pastilah terungkap, seperti dalam kasus di atas..
Ketika kereta api dalam kecepatan tinggi tiba-tiba lepas remnya, semua penumpang ribut. Ada yang menangis, ada yang teriak-teriak, ada yang lari ke sana kemari, malah ada yang melompat sambil teriak, ada pula yang tenang sambil komat-kamit membaca doa dan istighfar. Yang belum shalat tiba-tiba ingat kewajibannya. Yang melakukan maksiat menyesali perbuatannya. Apa yang mereka perbuata adalah rangkaian doa keselamatan.. Hanya caranya yang berlainan.
Bagi orang yang tidak beriman terikan histeris serta lolongan tangis adalah doa mereka. Hanya itu yang dapat mereka lakukan dalam mengatasi kekalutan, kegelisahan, dan ketakutan yang mencekam. Berbeda dengan yang punya iman. Mereka tenang menghadapi situasi seperti itu, tawakkal kepada Allah Swt. sambil memanjatkan doa demi keselamatannya.
Ada doa formal, ada pula doa informal. Doa formal adalah doa yang dilakukan oleh seorang muslim dengan sengaja dalam waktu-waktu tertentu dalam menghadapi situasi tertentu, dengan doa tertentu pula. Doa yang semacam ini telah diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Hendak ke kamar mandi, ada doanya, demikian juga ketika keluar dari padanya. Hendak makan atau sesudah makan juga ada doanya. Bepergian atau naik kendaraan, Rasulullah Saw. mengajarkan doanya. Apalagi dalam rangkaian ibadah-ibadah mahdhah, maka doa itu terinci secara detail.
Berbeda dengan doa informal. Di sini tiada aturan yang pasti. Artinya teks doanya tidak harus berbahasa Arab, juga tidak harus sama dengan yang diajarkan Nabi. Waktu berdoa juga tidak ditentukan, kapan saja kalau mau. Tidak harus menghadap kiblat, juga tak perlu mengangkat tangan. Sepintas, tapi merupakan doa.
Ketika seorang ibu dipamiti anaknya, ia berdoa semoga selamat sampai tujuan. Ketika istri ditinggal suaminya berangkat kerja atau tugas luar kota, kontan berdoa semoga selamat, tiada hambatan dan juga tidak tergoda oleh bermacam rayuan dunia, dan segera meraih apa yang dicarinya. Doa-doa semacam itu tak kalah pentingnya dengan doa yang formal.. Sama-sama dikabulkan oleh Allah Swt.
“Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.” (QS. Al-Mu’min: 60).
Waspada terhadap lidah kita, jangan sampai keperucut berdoa yang jelek. Seorang ibu yang marah-marah kepada anaknya, jangan sampai kelepasan doa yang bakal menyengsarakan anaknya, yang pada akhirnya juga menyengsarakan dirinya. Suatu contoh, seorang ibu, karena tidak mampu mencegah anaknya pergi, lantas terucap kata-kata: ‘Teruskan pergi, nanti kamu mendapati celaka.’
Nama adalah doa, kata Rasulullah Saw. Setiap panggilan boleh diartikan memanjatkan doa bagi yang dipanggil. Untuk itu berilah nama-nama yang baik kepada anak-anak kita. Alangkah malangnya bila nama si anak itu jelek, atau tidak mengandung arti apa-apa.
Termasuk di dalamnya adalah pemberian gelar atau nama-nama panggilan. Bila nama seseorang sudah baik, yang perlu dijaga jangan sampai dipanggil dengan laqab yang jelek. Hal ini dilarang oleh Islam, sebab nama adalah doa. Bisa jadi Allah Swt. mengabulkannya.
Nabi menganjurkan kepada siapa saja yang melakukan shalat hendaknya dengan konsentrasi tinggi. Bila ngantuk sebaiknya tidur dulu, karena bisa jadi lafadz-lafadz doanya salah atau malah bertolak belakang. Maunya berdoa yang baik-baik, tapi jadi minta yang jelek.
Mohonlah apa saja kepada Allah Swt., sebab Dia tidak pernah bosan menerima permohonan kita, malah senang. Dia Maha Kaya dan Maha Kuasa atas segala-galanya. Kepunyaan-Nya tiada pernah habis dibagi-bagi kepada manusia. Sebesar apapun yang kita minta, Allah Swt. pasti memilikinya, juga berkuasa untuk mengabulkannya.
Bukan berarti bila kita sudah berdoa lantas semua menjadi beres. Allah Swt. juga menguji kesungguhan kita, apa kita benar-benar membutuhkannya. Mujahadah itu juga erat kaitannya dengan doa. Tidak mungkin orang yang mengharapkan sesuatu kemudian tenang-tenang duduk di kursi goyang. Mereka pasti berusaha dengan sungguh-sungguh. Bila sudah nampak demikian, Allah Swt. tak akan terlambat mengulurkan Tangan-Nya.

SUJUD SYUKURKU YA ALLAH


Allah, satu persatu Kau wujudkan mimpiku.
Sungguh tak mampu aku menghitung semua karunia-Mu.
Dan tak sanggup aku mengukur seberapa besar rasa syukurku pada-Mu, Allah.
Semoga ini tidak membuatku terlena,
semoga dengan ini akan semakin besar rasa syukurku.

Terimakasih, Allah.
Terimakasih atas hidayah ini.
Terimakasih atas perubahan yang terjadi
sejak Kau mendatangkan hidayah untukku.
Terimakasih Allah,
untuk setiap kesempatan yang Kau berikan untukku
merasakan nikmat-Mu Yang Maha Indah ini.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim,
Jadikanlah aku hamba-Mu yang shalehah,
yang doa-doanya mampu membawa ayah dan ibuku ke Jannah-Mu.
Alhamdulillah, Alhamdulillah,
Segala puji bagi-Mu Allah,
yang telah mencurahkan begiiiiiitttuuu banyak nikmat dan karunia..

Dan hati ini tak pernah berhenti bertasbih…

Dalam Doaku


Ya Rabbi..
Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seorang pria yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu..
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU..
Seorang pria yang mempunyai sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan
Engkau..dan memiliki keinginan untuk menauladani sifat-sifat Agung-Mu.. .
Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia….
Seorang pria yang memiliki hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas.. .
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku..
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah..
Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku.. .
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi.
Seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada di sebelahnya..
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya..
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.
Seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.
***
Dan aku juga meminta :
Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat pria itu bangga.
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat
mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku…
Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMU bukan dari luar diriku…
Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.
Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja…
Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi
semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi..
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan “Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna.”
Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.. Amiin

Wahai Wanita,Andai Kau Sadar Betapa Mahalnya Dirimu.


السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,.."

“….Selanjutnya, inilah kisah serigala lain. Ia adalah laki-laki bejat dan suka bermain-main. Ia mengetahui bahwa tidak jauh dari rumahnya terdapat seorang gadis yang sempurna dari sisi kepemilikan harta, kebahagiaan, kemewahan, dan kesejahteraan hidup. Ia menatap gadis itu dengan pandangan pertama, ia pun terpikat dengannya sehingga ia berkali-kali memandangi dirinya. Maka, pandangannya pun sampai di hati si gadis.

Akhirnya, mereka saling berkirim surat, lalu saling bertemu, kemudian berpisah. Kisah mereka berdua berakhir seperti halnya kisah-kisah asmara lain yang diperankan anak cucu adam di atas pentas dunia ini. Kini, gadis itu menangggung duka nestapa di hati dan janin yang di dalam perutnya. Pada mulanya, ia bisa menyembunyikan kehamilan itu, namun selanjutnya berita kehamilannya tersebar luas. Meski dadanya masih lapang, namun tidak begitu dengan perutnya. Meski hari ini janin itu bisa disembunyikan, namun tidak dengan keesokan harinya.

Saat duka membuatnya sulit tidur di malam hari, ia pun berpikir harus melarikan diri dan menyelamatkan kehidupannya. Ia pun menyusuri malam demi malam yang gelap gulita. Ia lemparkan dirinya ke dalam lautan malam yang hitam. Ombaknya terus mengombang-ambingkan dan melemparnya ke sana ke mari hingga menghempaskannya ke tepian pagi. Akhirnya, ia sampai di sebuah ruangan tidak berpenghuni di salah satu rumah yang sudah rapuh di salah satu perkampungan yang tidak dikenal. Ia seorang diri di ruangan itu tanpa kawan yang menemani selain kedukaannya.

Roda kehidupan pun berputar. Roda yang tidak bisa kita hentikan dengan cara apa pun. Lantas, apa yang terjadi selanjutnya? Masyarakat memaafkan serigala itu, menerima taubatnya, melupakan kesalahannya, dan ia bekerja sebagai anggota hakim. Sementara wanita yang malang itu melahirkan anaknya di tengah ruangan yang hampir runtuh. Ia menjual seluruh harta yang ia miliki dan yang dikenakan di badannya, seperti perhiasan dan pakaian. Hingga saat malam tiba, wanita itu mengenakan sobekan kain untuk menutupi wajahnya dan memakai sarung, kemudian berkeliling di jalanan kota dan melintasi jalanan tanpa tujuan selain melarikan diri dari duka yang senantiasa menemaninya. Pada suatu malam, seorang pria melintasinya dan menuduhnya mengambil dompetnya. Wanita itu kemudian dilaporkan ke pengadilan.


Tibalah hari persidangan.

Wanita itu dibawa ke pengadilan dengan menggendong putrinya yang telah berusia tujuh tahun. Hakim mencermati berbagai kasus persidangan dan menjatuhkan putusannya.

Lalu, saat giliran wanita itu untuk berbicara tiba, hakim itu tidak melemparkan pandangannya pada si wanita.

Wanita itu sendiri yang kaget setelah melihat wajah si hakim. Ia mulai bingung, terlihat tanda risau dan bimbang yang hampir melenyapkan kesadarannya, karena ia mengenal siapa hakim itu. Dialah pemuda yang menyebabkannya menderita. Wanita itu menatapnya dengan pandangan marah, kemudian berkata lantang yang menggema di ruangan persidangan,


" رويدك أيها القاضي، ليس لك أن تكون حكماً في قضيتي فكلانا سارق، وكلانا خائن، والخائن لا يقضي علي الخائن ، واللص لا يصلح أن يكون قاضياً بين اللصوص"

“Tunggu dulu Wahai Hakim! Anda tidak layak menjadi pengadil untuk memutuskan kasus saya karena kita sama-sama pencuri. Kita sama-sama pengkhianat. Pengkhianat tidak bisa menghakimi sesama pengkhianat. Tidak layak seorang pencuri (kehormatan –pen) menjadi hakim yang memutuskan perkara sesama pencuri (harta -pen).”


Hakim dan orang-orang yang hadir kaget karena pandangan aneh itu. Ia lalu memanggil polisi agar mengeluarkan wanita tersebut. Si wanita segera membuka kain penutup mukanya. Setelah itu, Hakim lantas memperhatikannya dengan pandangan yang mengisyaratkan banyak hal. Gadis itu kembali meneruskan kata-katanya,

“Aku mencuri uang, sedangkan Anda mencuri kehormatan. Padahal, kehormatan itu lebih mahal dari harta. Kejahatan Anda lebih besar dari kejahatan saya dan lebih besar dosanya. Orang yang dicuri hartanya bisa menghibur diri, barangkali uang itu kembali atau mendapat ganti. Sementara gadis yang dicuri kehormatannya tidak ada yang bisa menghibur dirinya. Sebab, kehormatannya telah hilang dan tidak akan kembali lagi. Andai bukan karena Anda, tentu aku tidak mencuri dan tentu aku tidak menjadi seperti ini.

Berikan kursi Anda untuk orang lain, dan silakan berdiri di samping saya agar pengadilan menghukumi kita atas kejahatan yang sama. Anda yang merencanakannya, sedangkan saya yang melakukannya. Saat Anda memasuki tempat ini, saya melihat dan mendengar petugas meneriakkan kedatangan Anda, orang-orang pun berdiri untuk Anda. Namun, saat saya memasuki ruangan ini, saya melihat seluruh pasang mata tertuju pada saya dan seluruh hati meremehkan saya.

Saya berkata dalam hati, “Aneh sekali betapa banyaknya lencana berdusta. Betapa banyaknya "gelar" menipu. Anda membawa saya ke sini untuk memenjarakan saya? Apa belum cukup kesengsaraan yang Anda timpakan pada diri saya hingga Anda kembali ingin menimpakan kesengsaraan tanpa alasan yang benar. Bukankah Anda manusia sehingga bisa merasakan kesengsaraan dan derita saya?

Bila saya tidak memiliki hubungan dengan Anda, maka perantara saya dan Anda adalah putri Anda ini. Inilah tali penghubung yang masih tersisa di antara saya dan Anda.”

Saat itulah si serigala –maaf- si hakim mengangkat kepala dan menatap putri kecilnya. Ia mengatakan bahwa wanita itu gila, harus dibawa ke dokter. Para hadirin memercayai kata-katanya. Kemudian, hakim itu pergi meninggalkan persidangan. Ya Allah…

عوى الذئب فاستأنست بالذئب إذ عوى .... وصـوت إنـسان فكدت أطـير


Seekor serigala melolong
Aku merasa senang saat hewan itu melolong
Sedang suara manusia membuatku hampir terbang…

Wahai saudariku, jadilah sosok yang terlalu agung untuk menjadi korban serigala manusia yang gemar merenggut barang paling berharga yang Anda milki, sedangkan Anda tidak mendapatkan apa pun darinya.

Wahai saudariku, tutuplah seluruh pintu fitnah. Tutup rapat-rapat seluruh pintu syubhat dan ingatlah selalu bahwa gadis yang terpercaya sangat mahal harganya.

Bila ia berkhianat, akan terhina.

Ingatlah selalu, betapa banyak gadis yang gigit jari karena menyesal dan keluarganya pun menyembunyikan diri dari pandangan orang karena harga dirinya tercemar. Namun, kenyataannya jauh sekali, peristiwa itu tetap saja terjadi. Ini dikarenakan ia melupakan akal sehat dan Rabb-nya, tenggelam dalam kisah asmara, puisi cinta, lembaran-lembaran majalah, telepon, televisi, terlena saat melihat serigala lapar atau lelaki bermulut manis[*].

Saudariku, waspadailah lelaki yang menggambarkan kehidupan sebagai cinta di atas cinta, asmara di atas asmara, kerinduan di atas kerinduan. Mereka beranggapan, kehidupan tidak akan berjalan dan tidak sehat tanpa cinta. Dengan dasar inilah mereka berteriak, “Harus ada jalinan cinta suci antara pemuda dan pemudi”. Padahal, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,


{ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا * وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى}

… Maka, janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan, hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlil bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”(Al-Ahzab: 32-33)

Cinta macam apa yang mereka katakan itu? Kemuliaan macam apa yang mereka teriakkan? Allah ta’ala berfirman,

قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

“…. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)”

Cinta suci yang mereka katakan itu tidak lain adalah syahwat yang tidak terlampiaskan dan keinginan yang tidak terwujud. Di balik semua itu adalah angan-angan, kesesatan, dusta, dan penipuan jiwa. Cinta antara pemuda dan pemudi hanyalah dusta belaka, pasarnya hanya diramaikan oleh orang-orang gila, para remaja, orang-orang rendah dan liar.

Sebagai penutup, wahai saudariku…

Letakkanlah harga diri dan kemuliaanmu serta kemuliaan keluargamu di antara kedua matamu, niscaya kau akan tahu cara menangkal berbagai jenis setan. Lelaki paling bejat dan paling berani berbuat keburukan pun, pasti sembunyi bila melihat ada gadis yang berhijab rapat di hadapannya. Sebab, si gadis pandangannya lurus, berjalan dengan langkah pasti, kuat dan mantap, tidak menoleh ke sana ke mari seperti orang takut, dan tidak bergerak seperti pemalu.

Pada saat itulah sang serigala akan melepaskan bulu kebuasannya, kemudian turun dari atas tebing bertaubat dan meminta ampun. Ia akan mendatangi pintu secara halal, menjadi pemuda di tengah-tengah keluarganya. Bahkan, ia akan meminta pertolongan pada orang-orang shalih agar membantunya saat menghadap ayah sang gadis itu supaya mereka memuji agama dan akhlaknya. Cukuplah agama dan akhlak menjadi pujian bagi setiap orang. Dan cukuplah kehinaan dan tipuan sebagai sandaran celaan yang mana harus dihindari oleh setiap orang. Saat itulah saudari bisa menikah dengan mendapat ciuman anggota keluarga, air mata bahagia sang ibu dan kasih sayang ayah, kepala tegak (tidak tertunduk hina) dan Anda pun menjadi mulia, menuju rumah keagungan dan kemuliaan.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala berkenan menjaga kemaluan Anda, membersihkan hati Anda, dan memuliakan Anda dengan menaati-nya, wahai mutiara yang terpelihara dan permata yang tersimpan.

"سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك "

Aku Hanya Wanita Biasa Duhai Suamiku



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak...

Terima kasih karena telah memilihku di antara ribuan bidadari di luar sana yang siap untuk kau pilih....

Padahal kau begitu tahu begitu tahu, aku hanya wanita biasa, yang sangat jauh dari sempurna.

Karenanya ku ingin kau tau,aku bukan wanita yang sempurna, aku begitu banyak kekurangan.
Maka ketahuilah...

Kepadamu yang akan memilihku kelak...
Aku tak sebijak bunda Khadijah, karenanya ku ingin kau tau,
aku bisa saja berbuat salah dan begitu membuatmu marah.
Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah padaku,
nasihati aku dengan hikmah, karena bagiku kaulah pemimpinku, tak akan berani ku durhaka kepadamu...

Duhai kau yang yang telah memilihku kelak....
Ingatlah, tak selamanya aku dapat tampak cantik di matamu,
ada kalanya aku akan terlihat begitu kusam dan jelek.

Mungkin karena aku begitu sibuk berjibaku di dapur,
untuk menyiapkan makan untukmu dan malaikat-malaikat kita nanti
InsyaAllah
Maka, aku akan tampak kotor dan bau asap.

Atau karena seharian ku harus membenahi istana kecil kita,
agar kau dan malaikat kita dapat tinggal dengan nyaman dan sehat.

Maka mungkin aku tidak sempat berdandan untuk menyambutmu sepulang bekerja.

Ataukah kau akan menemukanku terkantuk-kantuk saat mendengar keluham dan ceritamu,
bukan karena aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu,
tapi semalam saat kau tertidur dengan nyenyak,
aku tak sedetikpun tertidur kerana harus menjaga malaikat kecil kita yang sedang rewel,
dan ku tau kau letih mengais rezeki untuk kami maka tak ingin ku mengusik sedikit pun lelapmu..

Jadi jika esok pagi kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam di mataku,
maka tetaplah tersenyum padaku, karena kau adalah kekuatan ku...
Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku kelak...
Ketahuilah, aku tak sesabar Fatimah, ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah,
menangis dan tak terkontrol, bukan karena ku membangkang padamu, tapi aku hanya wanita biasa,
aku juga butuh tempat untuk menumpahkan beban di hatiku, tempat untuk melepaskan penatku,
dan mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu,
maka bersabarlah, yang ku butuhkan hanya belaianmu...

Karena bagiku kau adalah tetesan embun yang mampu memadam segala resahku...
Padamu yang menjadi imam dalam hidupku kelak...

Ketahuilah, aku tak secerdas Aisyah..
Maka jangan pernah bosan mengajariku, membimbingku ke arah-NYA..
Jangan segan membangunanku di sepertiga malam untuk bersamamu bermunajat pada Kekasih yang Maha Kasih..

Jangan letih mengingatkanku untk terus bersamamu mendulang pahala dalam amalan-amalan sunnah..

Bimbing tanganku ke Jannah-NYA agar kau dan aku tetap bersatu di dalamnya...
Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku...

Seiring berjalanya waktu,kau akan menemukan rambutku yang dulu hitam legam dan indah,
akan menipis dam memutih. Kulitku yang bersih akan mulai keriput. Tanganku yang halus akan menjadi kasar...

Dan kau tak akan menemukanku sebagai wanita cantik, yang kau khitbah puluhan tahun yang lalu...
Bukan wanita muda yang selalu menyenangkan matamu...
Maka jangan pernah berpaling dariku...

Karena satu yang tak pernah berubah,
bahkan sejak dulu akan terus bertambah dan kian membuncah,
yaitu rasa cintaku padamu...

Ketahuilah... Tiap harinya, tiap jam, menit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh cinta padamu.
Maka cintailah aku karena-NYA, dengan apa adanya aku...
Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna...
Maafkan aku karena aku bukan istri Nabi...

Aku hanya wanita biasa.......

Sabtu, 03 Desember 2011

kata islami

uang Rp 20,000an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal mesjid
tapi begitu kecil bila kita bawa ke mall…

45 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk PACARAN…dan KARAOKE...

betapa lamanya 2 jam berada di Masjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop…

susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman atau pacar...

betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan bola favorit kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya…

susah banget baca Al-Quran 1 juz saja, tapi novel best-seller 100 halaman pun habis dilalap…

orang-orang pada berebut paling depan untuk nonton bola atau konser, tapi berebut cari shaf paling belakang bila Jumatan agar bisa cepat keluar…

susahnya orang mengajak partisipasi untuk dakwah,
tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gossip…

kita begitu percaya pada yang dikatakan koran, tapi kita sering mempertanyakan apa yang dikatakan Al Quran…

begitu banyak orang segan/takut dipanggil sama boss, pejabat, dan orang "besar" lainnya, tapi begitu banyak orang yang cuek jika ada panggilan (adzan)/ dipanggil Allah..

kita bisa ngirim ribuan jokes lewat email,  bbm,   tapi bila ngirim yang berkaitan dengan ibadah sering mesti berpikir dua-kali…

Allah berkata : jika engkau lbh mengejar duniawi drpd mengejar dkt dg Ku maka Aku berikan, tp Aku akan menjauhkn kalian dr surga Ku ...