Jumat, 08 Juni 2012

Aku bersyukur Di Karuniai Istri Yg Sholeha



Subhanallah, Sungguh seorang wanita adalah cantik.
Kecantikan seorang istri mengisikan kekosongan keteduhan dalam jiwa dan hati suami. Dia adalah peneduh yang tiada dapat terbeli dengan hitungan rupiah, kecuali hanya dengan kemuliaan sebuah mahar.

Kecantikan seorang istri bukan hanya terletak di atas sebuah kulit ari. Lebih dalam lagi, makhluk yang berada disekitarnya pun dapat merasakan kelembutan anugrah Allah yang ada dalam calon bidadari surga itu.Dia terpancar dalam Keikhlasan pengabdian, keteduhan jiwa, kelembutan hati, tunduknya mata, halusnya ucapan, serta keindahan perilaku.

Kecantikan seorang istri terletak dalam imannya. Dia sadar dan mengerti untuk apa dia hidup, dan dia mengerti mengapa dan kepada siapa dia harus mengabdi.

Kecantikan seorang istri terletak pada lidahnya, yaitu ketika dia dapat meredam galau, amarah dan kesedihan sang suami dengan kata- kata indah yang menyejukkan hati. Kebutuhan batin akan ketenangan sang suami dalam hebatnya deraan cobaan hidup telah terpenuhi. Dan semua terasa istimewa ketika hal itu justru didapatkannya dari separoh jiwanya yang sangat mengerti, bahkan mungkin dari pada dirinya sendiri. Kecerdasan belahan hatinya tersebut dalam mengatur kata dan kepintarannya dalam membaca situasi hati sang suami agar selalu tenang, menjadikannya "hadiah" yang tak ternilai.

Kecantikan seorang istri adalah dari penerimaannnya. Keridhoaannya terhadap apa yang digariskan Allah sang maha pengatur dalam menerima suami apa adanya, serta bagaimana dia merawat serta telaten dalam menyiasati kekurangan sang suami agar tersimpan rapi hanya sebagai aibnya saja, menjadikannya penasehat kepercayaan sang nahkoda rumah tangga.

Kecantikan seorang istri terletak pada tangannya. Dengan tuntunan hati yang hanya karena Allah, dia menjadikan tangannya bukan hanya sebagai pemegang kekuasaan dan ratu dirumah, namun dia juga dapat merengkuh semua yang ada didalamnya, dalam kedamaian yang tak dapat terukur dan terbeli dengan apapun.
Kecantikan seorang istri terletak di matanya. Kelembutan pandangan saat berada diantara keluarga dan atau ketika dia berhadapan dengan sesama makhluk menjadikan dia peneduh serta perwujudan kasih sayang Allah yang maha rahman.

Kecantikan seorang istri terletak pada seberapa besar dia dapat menjaga rasa malunya. Dia tahu caranya menutup aib yang memang sudah tertutup rapi disimpan oleh Allah. Dia paham caranya agar tidak merusak kecantikannya sendiri dengan kata- kata kasar dan rendahan. Dihindarinya membuat mati rasanya sang suami dengan semua kerewelan dan tuntutan yang tidak wajar. Disimpannya dengan rapi karunia bakat genit, kemolekan tubuh dan kemanjaan sikap dan dipersembahkan kepada yang paling berhak yaitu suami.

Kecantikan wanita terletak dalam kebijaksanaannya. Seorang istri memang mempunyai kodrat sangat brlebihan dalam mencintai dan membenci, yang lantas kadang tidak mengenal  pertengahannya, namun dia masih bisa bersikap dengan santun dalam logika. Dunia semakin damai saat dia tidak mengumbar air mata dengan dalih kodrat wanita. Tapi laporan kepenatan hanya teruntuk kepada sang maha menyelesaikan.

Kecantikan seorang istri terletak dalam kesabarannya. Dia mendidik diri agar tidak menjadi sebagai sebuah cobaan bagi keluarga, khususnya sang suami. Kesabarannya menuntunnya untuk tidak mengumbar amarah dan kerapuhan perasaan disembarang telinga. Kesabarannya juga terwujud dalam kesehariannya, yang menjadikan hari- hari adalah berkah untuk sang suami. Mengalahnya adalah untuk ketenangan, dan kemenangannya adalah untuk kebahagiaan, bukan hanya untuk diri dan sesamanya, namun juga untuk semua makhluk yang ada disekitarnya. Menjadi pelayan bagi sang suami adalah sebuah keridhoaan, dan istri yang "cantik" sangat menyadari bahwa dirinya akan terlayani oleh kebaikan Dari Allah sebagai upahnya.

Kecantikan seorang wanita terletak pada kejujurannya. Ketepatan kata- kata dengan kenyataan tanpa harus menyuguhkan konflik baru menjadikannya cantik dengan jujur, sangat alami dan apa adanya.

Subhanallah betapa wanita itu indah. Dan kecantikan abadi sang istri itu adalah tentang jiwanya. Keikhlasannnya mengabdi kepada suami hanya karena Allah yang tercermin dalam fisik, tutur kata, sikap, dan perilaku. Bahkan Allah pun tersenyum melihat seorang hambanya yang sedemikian cantik sehingga dia pantas dikategorikan sebagai bidadari surga kelak. Kecantikannya menuntun sang suami dengan sadar dan sepenuh hati berkata " alhamdulillah, aku bersyukur mempunyai istri secantik dirimu"

Senin, 21 Mei 2012

CERITA CINTA SEORANG SUAMI

Aku membencinya, Itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, Aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, Membuatku membenci suamiku sendiri. Walaupun menikah terpaksa, Aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, Setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, Suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka. Ketika menikah, Aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, Akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, Aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, Aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, Aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, Aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, Aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, Tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, Dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami. Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, Aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, Dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, Ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun
sebelumnya, Saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu.

Yaah, Karena merasa terjebak dengan perkimpoianku, Aku juga membenci kedua orangtuaku. Sebelum ke kantor, Biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, Ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu Seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, Akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon. Namun betapa terkejutnya aku, Ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan. Aku menelepon suamiku dan bertanya,
“Maaf sayang, Kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, Kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.”
Katanya menjelaskan dengan lembut. Dengan marah, Aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa
menunggunya selesai bicara.

Tak lama kemudian, Handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, Akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
“Sayang, Aku pulang sekarang, Aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , Kuatir Aku menutup telepon kembali.
Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, Aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi.

Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu. Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, Aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah. Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, Terdengar suara asing
menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri,
“Selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?”
Kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, Ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian.

Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas. Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, Serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya.

Selesai mendengar kenyataan itu, Aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis. Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, Aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat.

Airmata merebak dimataku, Mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, Aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, Airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam masjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, Tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, Karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Ia pun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, Aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya. Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya.

Di hari-hari awal kepergiannya, Aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, Aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di
rumah, Membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku.
Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku. Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, Tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, Tetapi
kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, Sekarang aku memandangi komputer, Mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih
tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, Sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, Sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote.

Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya. Aku juga marah pada diriku sendiri, Aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, Tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, Meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, Meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belakan, Hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, Keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, Aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, Ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana ? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, Ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang, Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu. Maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu. Seandainya aku bisa, Aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, Ya sayang. Jangan menangis, Sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, Putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu.
Dan Farhan, Ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke!

Aku terisak membaca surat itu, Ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note. Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, Sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta. Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak- anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, Tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikah dengan seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya,
“Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
Aku merangkulnya sambil berkata,
“Cinta sayang, cintailah suamimu, Cintailah pilihan hatimu, Cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, Kau akan belajar menyenangkan hatinya, Akan belajar menerima kekurangannya, Akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, Kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”
Putriku menatapku,
“Aeperti cinta ibu untuk ayah ? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
Aku menggeleng,
“Bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, Seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, Tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, Tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Minggu, 11 Maret 2012

KISAH GADIS CERIA YG SENGSARA

ASSALAMU'ALAIKUM WR WB
Aku adalah gadis yg ceria,di suatu hari tak sengaja ku bertemu denganya ,Akan tetapi tak ada terpikir tuk jatuh hati padanya ,akan tetapi semakin kt ketemu dan semakin akrab timbulah rasa cinta di antara kita dan km saling jatuh cinta .Bahagia km lalui dan terus km jalani ,2 thn km menjalin ksh ,tp pd suatu hr ia mau prg tuk mencari pengalaman dan saat itu pedih ht ini berpisah dgnya,tp ku coba tuk ikhlaskan dm ms depannya ,tak terasa 1 thn berlalu hubungan km sempat renggan krna adanya orang ketiga .Dan aku lalui hari"ku seperti semula menjadi gadis yg selalu ceria walau apapun yg ku jlni ,itulah sifatku sllu menunjukkan keceriaan .
tak ku sngka sedikitpun di hr itu ku lihat ia tiba" dtng dan akupun rasanya tak mempercayainya ,antara mimpi dan tdk tp itulah kenyataaannya ,akupun tak bsberbicara apa" ktk saat itu ku menatap mukanya ,di dlm ht ku berkata duhhh tampanya dia ,tp anehnya rs cinta di dlm htku tak membara seperti dulu kala ,dan sikap km pun biasa "aja,tp lama kelamaan seiring seringnya kt bertemu timbulah benih cinta kt kembali .Kebahagiaan yg km rskan teramat sangat ktka orang tua km berniat menyatukan kmdlm sebuah pernikahan ,Dan akhirnya kebahagiaan itupun dtg jua,pd hr itu km tlh resmi menjadi sepasang suami istri wlau usia km msh terllu belia tuk menikah ,Setahun sdh km jlni pernikahan Allah sWT mengaruniai km seorang putra kbhgiaan km smkin lengkap sudah .dan 7 thn km lalui km mendapatkan seorang putra lg ,Akan tetapi prahara itu mulai dtng ,pd saat itu suami berniat tuk plg kmpng da di ht ini tak ada firasat yg aneh ,km slng mengasih kbr selama ia di kampung ,Dan akhirnya ia kembali dgn selamat senang ht ini melihatnya kembali .Akan ttpi ia menyimpan sesuatu yg takpernah ku sangka ,suatu ktka aib yg ia simpan akhirnya terkuak jg ,Sungguh ku tak prnh menyangka bahwa ia berselingkuh ternyata kesetiaan yg ku jg di bls dgn penhianatan ,Hlnglah sdh kepercayaanku pdnya dan aku sempat menuntut cerai pdnya ,tp ia memohon maaf dan bersumpah tak kan menghianati ku kembali ,Dan sbgi manusai biasa aku memaafkannya dan berfikir positif bahwa mansia tiada yg sempurna ,Dan ku mulai kembali kehidupanku bersmnya seepaerrti biasa.
Wktu trs berlalu ku kembali dgn segala usaha tuk membangun kembali kepercayaan di dlm ht ini ,disaat kepercayaanku mulai kembali ,Tiba" sikap suamiku beruba dratis ,ia gampang emosi dan mdh tersinggung ,aku bertanya dlm ht apa yg terjd dgn suamiku ,tp aku berfikir AH mgnkn ia capek .Nmn tak lm ku dengar isu yg merebak bhw ia berselingkuh Ah aku tak percaya ,nmn aku di br tau orang yg ku knl bhw suamiku ada main dgn sepupuku sendiri.....lemas seketika tubuh ini kenapa ia tega lakukan ini pdku ,Aku cb tuk kuat dan menanyakannya pd suamiku ,dan apa yg ku dengar dr mulutnnya sgnt mengiris hatiku ,ia mengakuinya ..tangiku tak bs ku bendung lg ,akupun jth dan berlinang air mata ,mimpikah aku ataukah nyata ,hny Ucapan YA Allah ujian apa yg kuu jjlni ini ,hlnglah sdh kepercayaan yg ku coba pupuk kembali .....salahkah aku memilih suami itulah tanyaku dlm ht .....Sobat hnya aku sj yg alami ....WASSALAM..

Rabu, 28 Desember 2011

Diet ala Rasulullah S.A.W

Diet Rasulullah SAW Rupanya tanpa Kita sadari, dalam makanan yang Kita makan sehari-Hari, Kita tak boleh sembarangan. Hal inilah penyebab terjadinya berbagai penyakit antara lain penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan Dan lain-lain penyakit. Apabila anda telah mengetahui ilmu ini, tolonglah ajarkan kepada yang lainnya. Ini pun adalah diet Rasullulah SAW Kita juga. Ustaz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari-Hari. Insya Allah kalau anda ikut diet Rasullullah ini, Anda takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan. Jangan makan SUSU bersama DAGING Jangan makan DAGING bersama IKAN Jangan makan IKAN bersama SUSU Jangan makan AYAM bersama SUSU Jangan makan IKAN bersama TELUR Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD Jangan makan SUSU bersama CUKA Jangan makan BUAH bersama SUSU (Contoh: KOKTAIL) CARA MAKAN * Jangan makan buah setelah makan nasi, sebaliknya makanlah buah terlebih dahulu, baru makan nasi. * Tidur 1 jam setelah makan tengah Hari. * Jangan sesekali tinggal makan malam. Barang siapa yg tinggal makan malam dia akan dimakan usia Dan kolesterol dalam badan akan berganda. Nampak memang sulit.. Tapi, kalau tak percaya. Cobalah... Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek. Akan berpengaruh bila Kita sudah tua nanti. * Dalam Al-Quran juga melarang Kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut. Nabi pernah mencegah Kita makan ikan bersama susu karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+(positif) sedangkan dalam ikan mengandung ion-(negatif), jika dalam makanan Kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus Kita. * Al-Quran Juga mengajarkan Kita menjaga kesehatan spt membuat amalan antara lain: 1. Mandi Pagi sebelum subuh, sekurang kurangnya sejam sebelum matahari terbit. Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan lemak. Kita boleh saksikan orang yang mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk. 2. Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air es) setiap pagi. Mujarabnya Insya Allah jauh dari penyakit (susah mendapat sakit). 3. Waktu sembahyang subuh disunatkan Kita bertafakur (yaitu sujud sekurang kurangnya semenit setelah membaca DOA). Kita akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh para ilmuwan yang membuat kajian kenapa dalam sehari perlu Kita sujud. Ahli-ahli sains telah menemui beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yg tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir keruang tersebut. 4. Nabi juga mengajar Kita makan dengan tangan Dan bila habis hendaklah menjilat jari. Begitu juga ahli saintis telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung di celah jari jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur. (enzyme sejenis alat percerna makanan). Sabda nabi, Ilmu itu milik Allah, barang siapa menyebarkan ilmu demi kebaikan insya Allah. Allah akan menggandakan 10 kali kepadanya,SElamat Mencba ..WASSALAMUALAIKUM....

-^^ Surat dari Anak yang d'ABORSI ^^--

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh

Teruntuk Bundaku tersayang...

Dear Bunda...

Bagaimana kabar bunda hari ini? Smoga bunda baik-baik saja...nanda juga di sini baik-baik saja bunda... Allah sayang banget deh sama nanda. Allah juga yang menyuruh nanda menulis surat ini untuk bunda, sebagai bukti cinta nanda sama bunda....

Bunda, ingin sekali nanda menyapa perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk nanda diami walaupun hanya sesaat...

Bunda, sebenarnya nanda ingin lebih lama nebeng di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini, tapi rupanya bunda tidak menginginkan kehadiran nanda, jadi sebagai anak yang baik, nanda pun rela menukarkan kehidupan nanda demi kebahagiaan bunda. Walaupun dulu, waktu bunda meluruhkan nanda, sakit banget bunda....badan nanda rasanya seperti tercabik-cabik... dan keluar sebagai gumpalan darah yang menjijikan apalagi hati nanda, nyeri, merasa seperti aib yang tidak dihargai dan tidak diinginkan.

Tapi nanda tidak kecewa kok bunda... karena dengan begitu, bunda telah mengantarkan nanda untuk bertemu dan dijaga oleh Allah bahkan nanda dirawat dengan penuh kasih sayang di dalam syurga Nya.

Bunda, nanda mau cerita, dulu nanda pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa bunda meluruhkan nanda saat nanda masih berupa wujud yang belum sempurna dan membiarkan nanda sendirian di sini? Apa bunda tidak sayang sama nanda? Bunda tidak ingin mencium nanda? Atau jangan-jangan karena nanti nanda rewel dan suka mengompol sembarangan? Lalu Allah bilang, bunda kamu malu sayang... kenapa bunda malu? karena dia takut kamu dilahirkan sebagai anak haram... anak haram itu apa ya Allah? Anak haram itu anak yang dilahirkan tanpa ayah... Nanda bingung dan bertanya lagi sama Allah, ya Allah, bukannya setiap anak itu pasti punya ayah dan ibu? Kecuali nabi Adam dan Isa? Allah yang Maha Tahu menjawab bahwa bunda dan ayah memproses nanda bukan dalam ikatan pernikahan yang syah dan Allah Ridhoi. Nanda semakin bingung dan akhirnya nanda putuskan untuk diam.

Bunda, nanda malu terus-terusan nanya sama Allah, walaupun Dia selalu menjawab semua pertanyaan nanda tapi nanda mau nanyanya sama bunda aja, pernikahan itu apa sih? Kenapa bunda tidak menikah saja dengan ayah? Kenapa bunda membuat nanda jadi anak haram dan mengapa bunda mengusir nanda dari rahim bunda dan tidak memberi kesempatan nanda hidup di dunia dan berbakti kepada bunda? Hehe,,,maaf ya bunda, nanda bawel banget... nanti saja, nanda tanyakan bunda kalau kita ketemu

Oh ya Bunda, suatu hari malaikat pernah mengajak jalan-jalan nanda ke tempat yang katanya bernama neraka. Tempat itu sangat menyeramkan dan sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal nanda di syurga. Di situ banyak orang yang dibakar pake api lho bunda...minumnya juga pake nanah dan makannya buah-buahan aneh, banyak durinya...yang paling parah, ada perempuan yang ditusuk dan dibakar kaya sate gitu, serem banget deh bunda.

Lagi ngeri-ngerinya, tiba-tiba malaikat bilang sama nanda, Nak, kalau bunda dan ayahmu tidak bertaubat kelak di situlah tempatnya...di situlah orang yang berzina akan tinggal dan disiksa selamanya. Seketika itu nanda menangis dan berteriak-teriak memohon agar bunda dan ayah jangan dimasukkan ke situ.... nanda sayang bunda... nanda kangen dan ingin bertemu bunda... nanda ingin merasakan lembutnya belaian tangan bunda dan nanda ingin kita tinggal bersama di syurga... nanda takut, bunda dan ayah kesakitan seperti orang-orang itu...

Lalu, dengan lembut malaikat berkata... nak,kata Allah kalau kamu sayang, mau bertemu dan ingin ayah bundamu tinggal di syurga bersamamu, tulislah surat untuk mereka... sampaikan berita baik bahwa kamu tinggal di syurga dan ingin mereka ikut, ajaklah mereka bertaubat dan sampaikan juga kabar buruk, bahwa jika mereka tidak bertaubat mereka akan disiksa di neraka seperti orang-orang itu.

Saat mendengar itu, segera saja nanda menulis surat ini untuk bunda, menurut nanda Allah itu baik banget bunda.... Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha... bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng di sini... nanti nanda jemput bunda dan ayah di padang Mahsyar deh... nanda janji mau bawain minuman dan payung buat ayah dan bunda, soalnya kata Allah di sana panas banget bunda... antriannya juga panjang, semua orang sejak jaman nabi Adam kumpul disitu... tapi bunda jangan khawatir, Allah janji, walaupun rame kalo bunda dan ayah benar-benar bertaubat dan jadi orang yang baik, pasti nanda bisa ketemu kalian.

Bunda, kasih kesempatan buat nanda ya.... biar nanda bisa merasakan nikmatnya bertemu dan berbakti kepada orang tua, nanda juga mohon banget sama bunda...jangan sampai adik-adik nanda mengalami nasib yang sama dengan nanda, biarlah nanda saja yang merasakan sakitnya ketersia-siaan itu. Tolong ya bunda, kasih adik-adik kesempatan untuk hidup di dunia menemani dan merawat bunda saat bunda tua kelak.

Sudah dulu ya bunda... nanda mau main-main dulu di syurga.... nanda tunggu kedatangan ayah dan bunda di sini... nanda sayang banget sama bunda....muach!

Sosok Seorang Ibu Rumah Tangga

Di suatu keluarga yang terdiri dari:
1.Ayah S2 (komputer,seorang menager)
2.3 orang anak yang pintar
3.Seorang Ibu rumah tangga yang lulusan SMA saja

Suatu hari mereka memutuskan pindah rumah.
Dan setelah mereka mandapatkan rumah yang mereka pikir cocok, mereka langsung membelinya dan memindahkan barang-barang dari rumah lama ke rumah baru. Rumah yang mereka beli itu sangatlah besar. Dan setelah semua barang telah dipindahkan dan tersusun rapi,ternyata mereka memiliki satu ruangan kosong. Sang Ayah berinisiatif untuk menggunakannya sebagai Ruang penyimpanan dari penghargaan yang mereka dapatkan.

Pertama sang ayah menaruh Piagam S1,S2, dan Award lainnya. Lalu ke tiga anaknya menaruh piagam, piala, sertifikat yang mereka dapat dari sekolahnya. Namun sang ibu tidak menyumbangkan penghargaan.

Sang ayah pun berkata “Dasar kau tidak berguna, masa kamu kalah dengan kami?”

Sang ibu pun berkata “Baiklah aku akan mengeluarkan piagam yang tidak akan kalian dapatkan seumur hidup kalian”.

Sang ibupun pergi ke kamar dan setibanya di ruang penyimpan piagam, sang ibu menaruh tiga buah surat Akte kelahiran ketiga anaknya, Kartu keluarga, dan kartu nikahnya. Sang ibu pun berkata “memang aku hanya lulusan SMA, tapi aku bisa melahirkan 3 putra yang pintar, dan menjaga rumah tangga kita, apakah itu masih kurang bagi kalian?”

Akhirnya keluarga itu tahu bahwa semua orang penting dalam suatu Rumah Tangga. Semoga dengan membaca cerita singkat ini kita selalu mengingat akan SOSOk IBU dan selalu menyayanginya.

Untuk Ibu

Tanyakan pada dirimu,
Siapa seorang yang paling setia menemani hidupmu
Siapa seorang yang sangat khawatir memikirkan keadaanmu
Siapa seorang yang selalu berdoa atas kesehatan dan kesuksesanmu
Dan siapa seorang yang mempunyai waktu untuk terus memperhatikanmu


Kekasihmu..??

Apa yang telah kekasihmu lakukan untukmu..??
Mengapa kau begitu takut kehilangan dirinya dalam hidupmu..??

Di saat dunia mencampakkanmu, adakah kekasihmu berada di sampingmu?
Di saat arah tak mampu tentukan langkahmu, adakah kekasihmu hadir untuk menuntunmu?
Dan di saat hatimu bimbang dengan keluh hidupmu, adakah kekasihmu kecewa dalam hilangnya semangat pada harapanmu?

Bahkan Tidak sama sekali

Namun, ada seseorang yang di kirim dalam hidupmu untuk hal itu

Hanya Ia yg selalu ada dengan apapun keadaanmu
Bahagia dan sedih dia akan selalu ada untukmu
Meluangkan waktu untuk mendengarkan segala keluh kesalmu
Bahkan senantiasa berdoa atas keringanan masalah hidupmu

Ia, Bukan Kekasih atau bahkan Sahabatmu

Ia, adalah Ibumu

Harta paling berharga yang saat ini kau miliki dari sang maha kuasa
Kado terindah selama hidupmu yang pernah ada dan patut untuk kau jaga

Tapi renungkanlah,
Ketika kau bahagia, adakah kau menceritakannya pada Ibumu..??
Ketika kau sukses, adakah sedikit rejeki yang kau sisihkan untuk Ibumu..??
Dan, ketika kau makan malam bersama pasanganmu, adakah kau tau saat ini makan apa Ibumu..??

Mungkin,
Kau lebih senang berbagi kebahagian dengan pasanganmu
Kau lebih memilih menyisihkan sedikit rejekimu untuk pakaian baru pasanganmu
Dan, kebahagian yang kau cari akan lebih sempurna bila menghabiskan waktu makan malam berdua bersama pasanganmu

Tapi, apa kau tau
Ibumu selalu menunggu kedatanganmu di kursi teras depan rumahmu
Dengan pakaian kusam dan wajah yang penuh harap atas kedatanganmu
Ibumu tak pernah berharap untuk kau belikan sesuatu yang baru,
Sebungkus nasi yang kau beri bahkan sudah cukup untuk membuat Ibumu bangga akan dirimu

Dan, mungkin kau tak tau
Di saat kau bertanya tentang keadaanya
Ia akan selalu berkata
"Ibu selalu baik nak, jangan khawatirkan ibu, ibu takut akan menggangu pekerjaanmu"

Tapi, di saat itu pula

Ia lagi terbaring lemah hanya di temani selimut hangatnya
Berbohong hanya tak ingin merepotkanmu untuk merawatnya

Adakah kau peduli akan hal itu..??
Seberapa banyak materi dan waktu untuk kau habiskan bersama pasanganmu..??
Apakah sebanding dengan apa yang kau lakukan untuk Ibumu..??


Lakukanlah yang terbaik selagi kesempatan itu masih ada untuk Ibumu
Ketika esok kau pulang, melihat kursi teras tak lagi terisi di depan rumahmu
Kamarnya, hanya ada selimut yang sering Ia kenakan untuk menghangatkan tubuhnya

Lemarinya, hanya penuh dengan pakaian kusam yang sering ia kenakan di saat menunggumu pulang di sela waktunya

Terselip surat penuh Harap darinya

"Tuhan, berikan hamba sedikit waktu untuk melihat kesuksesan anak hamba, hamba yakin dia akan datang dan menceritakan perjalan hidupnya selama ini. Hamba yakin dia akan meluangkan waktu untuk memeluk hamba disini, menggantikan selimut hangat yang hamba kenakan saat ini. Dan, hamba yakin dia akan kembali menemani hamba, menghabiskan makanan yang telah hamba sediakan di atas meja makan ini. Tuhan, tolong beri hamba waktu untuk menunggunya."

Namun, kau tau
Ajal telah mendahului untuk mewujudkan harapan terakhirnya

Kau lihat, begitu Ibu sangat mengharapkan kehadiran kita
Selalu menunggu dengan sabar walau letih dengan penyakitnya

Manfaatkanlah waktu untuk kebahagiannya
Walau kita tahu, itu takkan pernah cukup untuk membalas semua apa yang telah Ia lakukan untuk kita

Namun, sesekali kau menjenguk dan menanyakan keadaannya
Ia akan sangat bahagia dan merasa kau masih peduli terhadapnya.Untuk Ibu

Tanyakan pada dirimu,
Siapa seorang yang paling setia menemani hidupmu
Siapa seorang yang sangat khawatir memikirkan keadaanmu
Siapa seorang yang selalu berdoa atas kesehatan dan kesuksesanmu
Dan siapa seorang yang mempunyai waktu untuk terus memperhatikanmu


Kekasihmu..??

Apa yang telah kekasihmu lakukan untukmu..??
Mengapa kau begitu takut kehilangan dirinya dalam hidupmu..??

Di saat dunia mencampakkanmu, adakah kekasihmu berada di sampingmu?
Di saat arah tak mampu tentukan langkahmu, adakah kekasihmu hadir untuk menuntunmu?
Dan di saat hatimu bimbang dengan keluh hidupmu, adakah kekasihmu kecewa dalam hilangnya semangat pada harapanmu?

Bahkan Tidak sama sekali

Namun, ada seseorang yang di kirim dalam hidupmu untuk hal itu

Hanya Ia yg selalu ada dengan apapun keadaanmu
Bahagia dan sedih dia akan selalu ada untukmu
Meluangkan waktu untuk mendengarkan segala keluh kesalmu
Bahkan senantiasa berdoa atas keringanan masalah hidupmu

Ia, Bukan Kekasih atau bahkan Sahabatmu

Ia, adalah Ibumu

Harta paling berharga yang saat ini kau miliki dari sang maha kuasa
Kado terindah selama hidupmu yang pernah ada dan patut untuk kau jaga

Tapi renungkanlah,
Ketika kau bahagia, adakah kau menceritakannya pada Ibumu..??
Ketika kau sukses, adakah sedikit rejeki yang kau sisihkan untuk Ibumu..??
Dan, ketika kau makan malam bersama pasanganmu, adakah kau tau saat ini makan apa Ibumu..??

Mungkin,
Kau lebih senang berbagi kebahagian dengan pasanganmu
Kau lebih memilih menyisihkan sedikit rejekimu untuk pakaian baru pasanganmu
Dan, kebahagian yang kau cari akan lebih sempurna bila menghabiskan waktu makan malam berdua bersama pasanganmu

Tapi, apa kau tau
Ibumu selalu menunggu kedatanganmu di kursi teras depan rumahmu
Dengan pakaian kusam dan wajah yang penuh harap atas kedatanganmu
Ibumu tak pernah berharap untuk kau belikan sesuatu yang baru,
Sebungkus nasi yang kau beri bahkan sudah cukup untuk membuat Ibumu bangga akan dirimu

Dan, mungkin kau tak tau
Di saat kau bertanya tentang keadaanya
Ia akan selalu berkata
"Ibu selalu baik nak, jangan khawatirkan ibu, ibu takut akan menggangu pekerjaanmu"

Tapi, di saat itu pula

Ia lagi terbaring lemah hanya di temani selimut hangatnya
Berbohong hanya tak ingin merepotkanmu untuk merawatnya

Adakah kau peduli akan hal itu..??
Seberapa banyak materi dan waktu untuk kau habiskan bersama pasanganmu..??
Apakah sebanding dengan apa yang kau lakukan untuk Ibumu..??


Lakukanlah yang terbaik selagi kesempatan itu masih ada untuk Ibumu
Ketika esok kau pulang, melihat kursi teras tak lagi terisi di depan rumahmu
Kamarnya, hanya ada selimut yang sering Ia kenakan untuk menghangatkan tubuhnya

Lemarinya, hanya penuh dengan pakaian kusam yang sering ia kenakan di saat menunggumu pulang di sela waktunya

Terselip surat penuh Harap darinya

"Tuhan, berikan hamba sedikit waktu untuk melihat kesuksesan anak hamba, hamba yakin dia akan datang dan menceritakan perjalan hidupnya selama ini. Hamba yakin dia akan meluangkan waktu untuk memeluk hamba disini, menggantikan selimut hangat yang hamba kenakan saat ini. Dan, hamba yakin dia akan kembali menemani hamba, menghabiskan makanan yang telah hamba sediakan di atas meja makan ini. Tuhan, tolong beri hamba waktu untuk menunggunya."

Namun, kau tau
Ajal telah mendahului untuk mewujudkan harapan terakhirnya

Kau lihat, begitu Ibu sangat mengharapkan kehadiran kita
Selalu menunggu dengan sabar walau letih dengan penyakitnya

Manfaatkanlah waktu untuk kebahagiannya
Walau kita tahu, itu takkan pernah cukup untuk membalas semua apa yang telah Ia lakukan untuk kita

Namun, sesekali kau menjenguk dan menanyakan keadaannya
Ia akan sangat bahagia dan merasa kau masih peduli terhadapnya.